Senin, 17 Agustus 2015

Makalah tentang teori kepribadian

MAKALAH
TENTANG KONSTITUSI TUBUH MENURUT PSIKOLOGI
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian





Disusun oleh :
                   Lilis Sumarni Nurhabibah
                   Reggy A E
                   Aprilliya Hernawati
                   Ariq Naufal Muzzaki
                   Regina Pungky Indrasari
                   Atrasina Ghazian Fariz
                  
Fakultas Psikologi
Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
2015

KATA PENGANTAR


Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas hidayah dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “ Konastitusi Tubuh menurut Psikologi”. Adapun Makalah  ini kami ajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan pada Mata Kuliah Psikologi Kepribadian agar mendapatkan nilai sesuai dengan apa yang telah kami kerjakan. Karya Tulis Ilmiah ini juga dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan , sebagai pedoman dalam presentasi dan menambah wawasan bagi setiap orang yang membacanya mengenai Konstitusi Tubuh menurut Psikologi.
Tak lupa kamipun mengucapkan terima kasih pada orang tua, dosen pengampu yaitu Ibu Dyah Titi S, M.Psi, Psik., dan kepada rekan-rekan sekalian yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah  ini dapat berguna, mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih.
           
Cimahi, 6 Februari   2015


                                                                                           Penyusun






DAFTAR ISI



 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang


Secara etimologis kata “kepribadian” yang dalam bahasa inggris adalah personality yang berasal dari bahasa yunani kuno yaitu, prosopon atau persona yang berarti ‘topeng’ yang biasa dipakai oleh seorang artis dalam bermain peran disebuah teater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Oleh karena itu kepribadian disebut juga sebagai penggambaran tingkah laku secara deskriptif tanpa memberi nilai (devaluative).
Menurut G. Allport kepribadian sendiri adalah organisasi dinamik dalam system psikofisis seseorang yang menentukan model penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya. Organisasi dinamik berarti sebuah kepribadian itu berkembang dan berubah secara dinamis, dan di dalam diri seorang individu ada pusat organisasi yang mewadai semua komponen kepribadian dan menghubungkannya satu sama lain. Sistem psikofisis menyiratkan bahwa kepribadian bukanlah konstruk hipotetik tetapi merupakan fenomena nyata yang merangkung elemen mental dan neural dalam unitas kepribadian. Sementara determine atau lingkungan menegaskan bahwa kepribadian bukan sekedar konsep tingkah laku seseorang tetapi bagian dari individu itu sendiri yang berperan aktif dalam tingkah laku orang tersebut.
Kepribadian pasti dimiliki oleh setiap orang, karena jika dengan tidak adanya kepribadian masing-masing orang,  maka tidak akan ada perbedaan sifat, karakter dan tingkah laku pada setiap orang.
Kepribadian setiap orang dapat diamati dari berbagai sisi. Ada yang dapat mengetahui kepribadian seseorang dengan cara melihat caranya berbicara, berjalan, menyelesaikan masalah atau bahkan hanya dengan melihat konstitusi tubuhnya saja.
Oleh karena itu, sekarang kita akan segera membahas tentang konstitusi tubuh menurut psikologi. Dimana dalam hal tersebut kita dapat mengenal dan mempelajari berbagai tipologi-tipologi tubuh menurut para ahli psikologi atau menurut mazhab-mazhab yang ada. Sehingga kita bisa mendapatkan wawasan dan manfaat yang lebih dalam mengenai kepribadian berdasarkan konstitusi tubuh itu sendiri.

1.2  Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang kami dapatkan berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan konstitusi tubuh?
2.      Apa hubungan antara kepribadian dengan konstitusi tubuh?
3.      Teori apa sajakah yang membahas mengenai konstitusi tubuh?
4.      Apa saja jenis-jenis tipologi tubuh manusia?
5.      Bagaimanakah kepribadian seseorang jika dilihat berdasarkan konstruk tubuhnya?
6.      Siapa saja tokoh psikologi yang membahas tentang konstitusi tubuh?

1.3  Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan kami dalam membuat makalah ini adalah :

1.      Dapat mengerti dan memahami materi mengenai konstitusi tubuh.
2.      Dapat mengetahui berbagai teori dan tokoh-tokoh yang berkaitan dengan konstitusi tubuh.
3.      Sebagai dasar dan alat pendukung dalam melakukan presentasi mengenai konstitusi tubuh.
4.      Mendapatkan wawasan secara umum mengenai kepribadian dan kaitannya dengan konstitusi tubuh.
5.      Memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu dalam mata kuliah Psikologi Kepribadian.



























BAB II

PEMBAHASAN MATERI


2.1 Pengertian Konstitusi Tubuh


Tipologi yang berdasarkan kontitusi dalam ilmu psikologi kepribadian  dipelajari sebagai usaha untuk memperoleh pemahaman tentang perilaku manusia bukan hanya dimaksudkan untuk melampiaskan hasrat ingin tahu saja tetapi juga diharapkan bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia. Ilmu ini menjelaskan bahwa kepribadian manusia dapat ditentukan dengan keadaan tubuh manusia baik yang tampak seperti penampilan fisik maupun yang tidak tampak seperti susunan syaraf, otak, kelenjar-kelenjar, darah, dan sebagainya. Dengan mempelajari hal-hal tersebut manusia akan dapat digolongkan menjadi beberapa golongan berdasarkan ciri-ciri fisik yang mereka miliki. Masing-masing dari mereka pun akan dapat saling memahami adanya perbedaan fisik yang terjadi antara manusia yang satu dengan lainnya, mengapa ada manusia yang gemuk dan ada manusia yang kurus dan lain sebagainya.

Ada dua definisi yang sering dijumpai dalam psikologi. Dalam definisi pertama, istilah kon­stitusi digunakan untuk menunjuk faktor-faktor yang terberi atau sudah ada pada waktu lahir. Di sini istilah konstitusi sema­ta-mata merupakan cara singkat untuk menunjukkan sumbang­an gen-gen plus lingkungan rahim. Definisi kedua menyamakan istilah itu dengan struktur tubuh yang paling dasar. Menurut kata-kata Sheldon, “konstitusi adalah aspek-aspek individu yang relatif tetap dan tidak berubah morfologi., fisiologi, fungsi endokrin dan sebagainya dan dapat dipertentangkan dengan aspek-aspek individu yang relative lebih labil dan mudah berubah karena tekanan-tekanan lingkungan, seperti kebiasaan-kebia­saan, sikap-sikap sosial, pendidikan, dan sebagainya” . Sebagaimana tersirat dalam definisi ini, maka psikologi konstitusi merupakan “studi tentang aspek-aspek psikologis tingkah laku manusia sejauh aspek-aspek itu berhubungan dengan morfologi dan fisiologi tubuh” (Sheldon, 1940, hlm. 1). Jelaslah bahwa kedua definisi ini memiliki banyak kesamaan karena baik struktur jasmaniah maupun fungsi biologisnya biasanya berhubungan erat dengan faktor-faktor tingkah laku prenatal.
Orang yang meneliti hubungan anta­ra tingkah laku dan aspek-aspek yang dapat diukur dari sistem saraf otonom atau sistem endokrin harus dipandang sebagai “psikolog konstitusi”, sama seperti seorang ahli bidang jasmani. Akan tetapi. kalau dilihat dari fakta sejarah, istilah itu biasanya dipakai untuk para teoretikus atau peneliti-peneliti yang me­nekankan hubungan antara aspek-aspek struktural tubuh (jas­mani atau bangun tubuh) dan tingkah laku. Maka dalam pemba­hasan kita sekarang, psikolog konstitusi, adalah orang yang memandang substratum biologis individu sebagai faktor-faktor penting untuk menjelaskan tingkah laku manusia.
Sheldon beranggapan bahwa dalam jasmani psikolog dapat menemukan satuan-satuan konstan, sub‑sub struktur kokoh yang sangat dibutuhkan untuk memasukkan konsep tentang regularitas dan konsistensi ke dalam studi tentang tingkah laku manusia.

  2.2 Analisis Tingkah Laku (Kepribadian)


Walaupun telah  ada cara yang mantap untuk menilai aspek ­aspek jasmaniah tubuh manusia, psikolog konstitusi masih harus mengembangkan atau meminjam suatu  metode penilaian tingkah laku untuk menyelidiki hubungan antara jasmani dan kepribadian. Dalam hal ini, Sheldon mulai dengan asumsi bahwa walaupun terdapat banyak dimensi atau variabel lahiriah yang dapat di pakai untuk menggambarkan tingkah laku, di balik se­mua itu terdapat sejumlah kecil komponen dasar yang diharap­kan dapat menjelaskan segala kompleksitas dan varitas lahiriah tersebut. Mulailah ia mengembangkan suatu teknik untuk mengukur komponen-komponen dasar ini dengan mengambil hikmah dari penelitian-penelitian kepribadian di masa lampau dan menggabungnannya dengan pengetahuan klinis dan pengalaman induktifnya sendiri.

2.3 Tipologi-tipologi berdasarkan Konstitusi


                2.3.1 Tipologi Mazhab Italia


                                Tipologi konstitusi mazhab Italia berkembang mulai perempat ketiga abad ke-19, karya akademiknya meriset variasi tubuh atau konstitusi manusia. Dua tokohnya yang cukup terkenal ialah De Giovani dan Viola.
1.   De Giovani menerbitkan buku Morfologia del Corpo Umano (1880) – Morfologi badan manusia. Ia mengklasifikasi bentuk tubuh manusia (konstitusi) menjadi tiga macam tipe atau golongan : 
·                  Orang dengan sosok tubuh (togok, dalam bahasa Jawa : gembung, fostur, bahsa Inggris : trunk) cenderung tubuhnya panjang, dan mempunyai hubungan dengan habitus phthisis.
·                  Orang dengan tubuh besar, cenderung mempunyai bentuk tubuh pendek, yang mempunyai bentuk tubuh pendek, yang mempunyai hubungan dengan habitus apoplectis.
·                  Orang yang mempunyai sosok tubuh normal cenderung memiliki proporsi badan yang normal.
Pandangan Giovani tersebut menjadi inspirasi Krteschmer dalam riset seterusnya.

2.   Tipologi Viola : dengan dasar pandangan Giovani dan riset-riset yang dilakukan Viola sendiri, akhirnya ia mengajukan tiga golongan bentuk tubuh manusia, ialah :
·                  Tipe microsplanchnis, adalah bentuk tubuh yang ukuran vertikalnya lebih daripada perbandingan biasa, akibatnya tubuhnya kelihatan tinggi jangkung.
·Tipe macrosplanchnis, adalah bentuk tubuh yang ukuran horisontalnya lebih daripada perbandingan biasa, akibatnya tubuhnya menjadi nampak pendek.  
·Tipe normosplanchnis, adalah bentuk tubuh yang ukuran vertikal dan horisontalnya selaras, lalu bentuk tubuhnya menjadi selaras atau harmonis.
Rava sebagai pendukung mashab Italia menemukan dua hal, yakni :
*       Pada penderita neurasthenia dan psycasthenia kebanyakan terdapat pada orang-orang golongan bentuk tubuh microsplanchnis.
*       Pada penderita manis-depresif pada umumnya terdapat pada individu golongan macrosplanchnis.


2.3.2 Tipologi Mazhab Perancis


            Tokoh terkenal dari mashab Perancis adalah Sigoud, yang riset-risetnya mencari hubungan antara dasar-dasar tubuh dengan alam sekitar tempat individu hidup. Sigoud berpendapat bahwa organisme manusia dengan segala anomalinya (penyimpangan), harus dipahami sebagai fungsi dari dasar (jasmani) dan sekitarnya (lingkungan hidupnya), jadi ada kerja sama antara dasar dan sekitar, antara manusia dan alam fisik. Pada waktu yang bersamaan dengan timbul dan berkembanganya mazhab Italia, di Perancis terdapat pula kegiatan yang serupa, yaitu kegiatan dalam penyelidikan mengenai variasi tubuh manusia, yang dilakukan oleh sekelompok ahli dibawah pimpinan Sigaud.  Mazhab ini terkenal dengan Mazhab Perancis atau Mazhab Marfologi Konstitusional, atau sebaliknya dapat disebut: Marfologi konstitusional mazhab Perancis.
Dalam mengadakan penggolongan-penggolongan manusia atas dasar keadaan jasmaninya kategori yang dipakainya sebagai dasar ialah dominasi sesuatu fungsifisiologi didalam pertumbuhan organism. Sigaurd berpendapat bahwa organisme manusia beserta Anomalie-anomalinyaharus dimengerti sebagai fungsi daripada dasar dan sekitar (lingkungan, miliu): jadi ada kerjasama antar dasar dan sekitar. Pada setiap system ada unsur sekitar yang mecerminkan peranan terhadap organisme dan secara langsung itu. Pokoknya dapat digolongakan menjadi empat macam, yaitu:

·         Alam sekitar dengan udara menjadi sumber reaksi-reaksi pernapasan (respiratoris), maka hidung dan paru-parunya menjadi berkembang dan membesar, sehingga rongga dadanya juga membesar.
·         Ada sekitar yang berwujud makanan-makanan yang menyebabkan reaksi-reaksi digestif (pencernaan makanan) menjadi sangat berkembang, sehingga usus, lambung, dan hatinya membesar. Misalnya daerah-daerah yang subur.
·         Ada alam sekitar yang menyebabkan reaksi-reaksi otot-otot (maskuler) dan tulang-tulang menjadi kuat, misalnya daerah-daerah yang keras, sukar, pengunungan yang terjal.
·         Ada alam sekitar yang berupa masyarakat sosial yang memberikan rangsangan-rangsangan untuk reaksi-reaksi selebral (otak, berpikir). Misalnya daerah kota-kota besar.

Dengan dasar empat macam alam sekitar tersebut di atas, Sigoud kemudian mengajukan tipe-tipe manusia sebagai tertera dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Tipologi menurut Sigoud-Perancis

Fungsi yang dominan
Pengaruh sekitar yang jelas
Fungsi yang berkembang
Tipe manusia
Sifat khas bagian tubuh manusia
Pernafasan
Udara segar, daerah pegunungan dan pertanian
Pernafasan
Respira-toris
Rongga dada dan leher, muka tampak besar dan lebam
Pencernaan
Makanan-makanan (daerah subur makmur)
Alat pencernaan makanan
Digestif
Thorax dan leher besar, pinggang besar, rahang besar, mata kecil, leher pendek
Motorik
Alam yang keras. Sulit, membutuhkan kekuatan fisik (gunung kidul)
Otot-otot
Muskuler
Muka penuh padat, anggota-anggota badan kuat-kokoh, otot-otot tumbuh baik, bagian-bagian tubuh berkembang selaras
Susunan syaraf
Masyarakat luas, kesosialan di kota-kota
Susunan syaraf sentral (otak dan kolumna spinalis)
Serebral
Dahi menonjol ke depan, botak, mata bersinar, telinga lebar, kaki dan tangan kecil

            Salah seorang pengikut Sigaud, yaitu Mac Auliffe menebitkan monograf sebagai hasil-hasil penyelidiakannya dengan nama La Vie Humaine (1923). Mac Auliffe mengadakan penyelidikan mengenai bagaimana keempat tipe konstitusional seperti yang dikemukakan diatas itu berkembang karena pengaruh keturunan (dasar) sekitar. Menurut Mac Auliffe keturunan telah ada, yang selanjutnya berkembang karena pengaruh sekitar. Dalam prakteknya sekitarlah yang dianggap menentukan dalam diferensiasi tipe-tipe tersebut, atau dengan kata lain variasi atau bermacam-ragamnya keadaan jasmani manusia itu ditentukan oleh sekitar, misalnya:

1.      Dalam daerah yang mewah banyak terdapat tipe digestif.
2.      Tipe rispatoris banyak terdapat di daerah pegunungan dan daerah pertanian.
3.      Tipe muskuler terutama terdapat di daerah-daerah yang menghendaki kekuatan jasmani.
4.      Tipe cerebral terutama terdapat di kota-kota.

2.3.3 Tipologi Mazhab Jerman


                Sebelum abad ke-18 di Jerman telah muncul tokoh Beneke yang mengajukan ada dua macam tipe postur tubuh manusia, yaitu :

1.      Ada segolongan orang yang mempunyai jantung dan limpa yang kecil, pembuluh darah yang sempit, usus pendek, tetapi kakinya panjang.  
2.      Ada segolongan orang laninnya berhabitus quadratus (aploplecticus arthriticus), mereka mempunyai sifat-sifat yang berlawanan dengan golongan pertama di atas. Artinya jantung dan limpanya besar, pembuluh darah lebar, usus panjang, kaki pendek. 

Sementara Kretschmer mengemukakan teorinya yang merupakan karya besar di abad permulaan 19, melalui bukunya Korperbau und Character pada tahun 1921. Ia membahas masalah temperamen namun dasar pandangan tetap secara konstitusional

ü  Konstitusi (Constitution)

Keseluruhan (totalitas) segala sifat-sifat individual yang berdasarkan keturunan, disebut dengan faktor keturunan atau endogen dan tidak dapat diubah oleh pengaruh dari luar.


ü  Tempramen

Merupakan konstitusi kejiwaan, turun temurun, dan tidak dapat diubah oleh pengaruh dari luar. Tempramen mempengaruhi macam kualitas kejiwaan, yaitu:

a)      Suasana hati (Stimmung)
b)      Tempo psikis
c)      Watak (Character dalam Arti Deskriptif, Jadi Kepribadian)
d)     Konstitusi Jasmaniah

2.3.3.1 Tipologi Kretschmer


Kretschmer menggolongkan manusia atas dasar bentuk tubuhnya menjadi 4, yaitu:
1.      Piknis (Stenis)
2.      Leptosom (Asthenis)
3.      Atletis
4.      Displastis

1.      Tipe Piknis

Ukuran mendatar lebih dari keadaan biasa, sehingga kelihatan pendek gemuk.

# Sifat-sifat khas:
-        Badan agak pendek
-        Dada membulat, perut besarm bahu tidak lebar
-        Leher pendek dan kuat
-        Lengan dan kaki agak lemah
-        Kepala agak merosot ke muka diantara kedua bahu
-        Banyak lemah, sehingga otot-otot dan tulang-tulang tak kelihatan nyata.

2.      Tipe Leptosom
  Ukuran menegak lebih dari keadaan biasa, sehingga tubuh kelihatan jangkung.

# Sifat-sifat khas:
-        Badan langsing kurus
-        Rongga dada kecil sempit pipih, rusuknya mudah dihitung, perut kecil, bahu sempit
-        Lengan dan kaki kurus
-        Tengkorak agak kecil, tulang-tulang di bagian muka kelihatan jelas
-        Muka bulat telur
-        Berat relatif kurang

3.      Tipe Atletis
Ukuran mendatar dan menegak dalam perbandingan seimbang, sehingga tubuh kelihatan selaras, tipe ini merupakan perpaduan antara piknis dan leptosom.

# Sifat-sifat khas:
-        Tulang-tulang, otot kulit kuat
-        Badan kokoh dan tegap
-        Tinggi kecukupan
-        Bahu lebar dan kuat
-        Dada besar dan kuat
-        Perut kuat
-        Panggul dan kaki kuat, dalam perbangingan dengan bahu dan dada kelihatan agak kecil
-        Tengkorak cukup besar dan kuat, kepala dan leher tegak
-        Muka bulat telur, lebih pendek daripada tipe leptosome

4.      Tipe Displastis
Tipe penyimpangan dari konstitusi normal.

 # Sifat-sifat khas:
-        Tipe-tipe lebih nyata pada pria
-        Pertentangan antara piknis dan leptosom
-        Terdapat ada orang yang mengalami gangguan jiwa maupun pada orang sehat

2.3.3.2 Konstitusi Kejiwaan (Tempramen)

                     
Pendapat Kretschmer ini sangat dipengaruhi oleh Kraepelin yang menggolongkan penderita psikosis menjadi dua golongan, yaitu:

-        Dementia praecox, yang kemudian disebut schizophrenia oleh Bleuler
-        Manis depresif (circulair)

1)      Schizophrenia
Golongan ini masih hidup diantara orang lain namun seperti telah mengubur dirinya sendiri. Mereka tidak suka menghiraukan apa-apa yang ada di sekitarnya, seperti autism.


2)      Penderita Manis-depresif  (circulair)
Golongan ini sifat jiwanya selalu berubah-ubah, merupakan siklus atau lingkaran, yaitu dari sifat manis (giat, buas) ke sifat depresif (lemah, tak berdaya) kembali ke manis lagi lalu berubah menjadi depresif, dst.

Manusia berdasarkan atas tempramennya (manusia yang sehat) dibedakan menjadi dua golongan atau tipe, yaitu:

1.      Schizothym

-        Sukar mengadakan kontak dengan dunia sekitarnya
-        Suka mengasingkan diri
-        Ada kecenderungan ke arah autisme
-        Menutup diri sendiri

Dapat disebut juga supra tipe, karena dalam tipe ini dimasukkann sejumlah golongan tertentu, yaitu:
1.                  Die vernehm Feinsinnigen
2.                  Die weltfremden Idealisten
3.                  Die kuhlen Herrenstruren und Egoisten
4.                  Die Trockenen und Loahmen

2.      Cyclothym

-        Mudah mengadakan kontak dengan sekitar
-        Mudah bergaul
-        Mudah menyesuaikan diri dengan orang lain
-        Mudah turut merasa akan suka dan duka
-        Jiwanya terbuka

Tipe ini mencakup pula sejumlah golongan tertentu, yaitu:
1.      Die geschwatzig Heitern
2.      Die ruhigen Humoristen
3.      Die stillen Gemutsmenschen
4.      Die bequenen Genieazer
5.      Die tatkraftigen Praktiker

2.3.3.4  Korelasi antara konstitusi (Jasmani) dan Temperamen


Di dalam Korperbau und Character Kretschmer mengemukakan hasil penyelidikannya, bahwa ada korelasi positif antara bentuk tubuh dan temperamen, baik pada penderita penyakit jiwa maupun pada orang yang sehat.

i.                                                                              Pada penderita penyakit jiwa

Mengenai saling hubungan antara konstitusi dan penyakit jiwa (sifat-sifat psikis) para penderita dapat diikhtiarkan sebagai tabel berikut ini . Dari tabel tersebut itu dapat ditarik kesimpulan bahwa memang ada saling hubungan yang nyata antara bentuk tubuh tertentu dengan jenis penyakit tertentu, yaitu :

(1)     Penderita-penderita manis depresif kebanyakan bertubuh piknis, dan
(2)     Penderita-penderita schizoprenia kebanyakan bertubuh leptosom, atletis dan dysplastis.

Pada penyelidikan yang lebih kemudian, Kretschmer memperoleh data sebagai berikut (Kretschmer, 1950, p. 175).





(1) Dari 1505        penderita epilepsi terdapat:
Piknis
5,5 %
Leptosom
25,1 %
Atletis
28,9 %
Dysplastis
29,5 %
Tak dapat dikatan
11 %

(2) Dari 5233        penderita schizophrenia terdapat:
Piknis
13,7 %
Leptoson
50,3 %
Atletis
16,9 %
Dysplastis
10,5 %
Tak dapat dikatakan
8,6 %
(3) Dari 1361        penderita manis-depresif terdapat:
Piknis……………………………..                64,5 %
Leptoson………………………..                   19,2 %
Atletis…………………………….                  6,7 %
Dysplastis……………………….                   1,1  %
Tak dapat dikatakan…………                                   8,4 %

ii.                            Pada orang normal
Kretschmer melakukan penyelidikan pada orang normal dalam jumlah yang banyak sekali dan — seperti telah dikemukakan dia menemukan bahwa pada orang normal ada korelasi semacam yang terdapat pada para penderita gangguan jiwa itu, kendatipun kurang jelas tampaknya. Saling hubungan tersebut dapat diikhtisarkan dengan tabel berikut:

Konstitusi
Temperamen
Piknis
Cyclothym
Leptosom

Athletis
Schtizothym
Dysplastis


Tabel 8 itu harus dibaca demikian:
(1)     Orang yang berkonstitusi piknis kebanyakan bertemperamen cyclothym, atau orang-orang yang bertemperamen cyclothym kebanyakan berkonstitusi piknis.
(2)     Orang-orang yang berkonstitusi leptosom, atletis dan dysplastis kebanyakn bertemperamen schizothym, atau orang-orang yang bertemperamen schizothym kebanyakan berkonstitusi leptosom, atau atletis, atau dysplastis.

2.3.4 Tipologi Mazhab Amerika


                Sejak lama ada pendapat, sifat-sifat jasmaniah itu merupakan aspek-aspek pokok daripada kepribadian. Umum sekali orang berpendapat, bahwa orang yang gemuk itu peramah dan lamban, bahwa orang yang jangkung itu pemalu, orang yang hitam setia, dan sebagainya. Kecuali pendapat orang kebanyakan terseb ut juga banayk sarjana-sarjana yang berpendapat seperti itu, misalnya Lavater (1804, Physiognomi) Gall dan Spurzheim (1809, Phrenologi). Juga penyelidik-penyelidik yang berpendapat seperti itu, misalnya:Rostan, Viola, Siguad, Naccaratti, dan yang terkenal sekali Kretschmer. Berpendapat , bahwa tingkah laku yang mencerminankan kepribadian itu dalam banyak hal bersangkutan dengan keadaan jasmani yang terdapat di Amerika Serikat, pendapat semacam itu tidak banyak yang mengikut, bahkan banyak yang kurang menerima. Hasil karya William H. Sheldon merupakan hasil yang besar dalam situasi ilmiah yang demikian itu.
Menurut Sheldon, konstitusi adalah aspek aspek individu yang relatif tetap tak berubah-ubah—morphologi, psikologi, fungsi kelenjar buntu, dan sebagainya—dan dapat dilawankan dengan aspek yang relatif labil dan mudah bermodifikasi karena tekanan-tekanan lingkungan, seperti kebiasaan, sikap sosial, kegemaran dan sebagainya. Dalam uraian ini istilah konstitusi dipakai dalam arti seperti yang dikemukakan oleh Sheldon itu.
            Sheldon membedakan komponen jasmani menjadi dua dan membaginya lagi menjadi 3 pada masing-masing komponen, sebagai berikut :

            Komponen Jasmani Primer
1.                  Endomorph: alat dalam & digestif ->  gemuk
2.                  Mesomorph: otot, pembuluh darah, jantung -> otot
3.                  Ectomorph: Otak, sistem syaraf  -> jangkung
Komponen Jasmani Sekunder
1.                  Displasia :
v    Ketidaktepatan/ ketidaklengkapan campuran ketiga komponen pada berbagai bagian tubuh
v    Banyak terdapat pada: ectomorphy, wanita, penderita psikosis
2.                  Gynandromorphy: sejauhmana jasmani memiliki sifat lawan jenisnya
3.                  Texture/tampang/tampak luar


BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan


        Pada dasarnya setiap manusia memiliki ‘topeng’ atau kepribadiannya masing-masing dalam kehidupannya. Kepribadian dapat membedakan seorang dengan yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian merupakan hal yang penting dan patut diperhatikan. Menurut salah satu tokoh yaitu G. Allport kepribadian sendiri adalah organisasi dinamik dalam system psikofisis seseorang yang menentukan model penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya. Organisasi dinamik berarti sebuah kepribadian itu berkembang dan berubah secara dinamis, dan di dalam diri seorang individu ada pusat organisasi yang mewadai semua komponen kepribadian dan menghubungkannya satu sama lain. Sistem psikofisis menyiratkan bahwa kepribadian bukanlah konstruk hipotetik tetapi merupakan fenomena nyata yang merangkung elemen mental dan neural dalam unitas kepribadian. Sementara determine atau lingkungan menegaskan bahwa kepribadian bukan sekedar konsep tingkah laku seseorang tetapi bagian dari individu itu sendiri yang berperan aktif dalam tingkah laku orang tersebut.
Kepribadian setiap orang dapat diamati dari berbagai sisi. Ada yang dapat mengetahui kepribadian seseorang dengan cara melihat caranya berbicara, berjalan, menyelesaikan masalah atau bahkan hanya dengan melihat konstitusi tubuhnya saja.
Konstitusi tubuh manusia dapat memberikan penjelasan mengenai kepribadian seseorang. Dalam dunia psikologi, konstitusi tubuh dibahas oleh banyak ahli psikologi terkemuka di daerahnya, sehingga munculah mazhab-mazhab mengenai konstitusi tubuh itu sendiri. Dengan teori-teori tersebut kita dapat mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai hubungan antara kejiwaan dan kepribadian dengan konstitubuh itu sendiri.

3.2 Saran


                Psikologi adalah ilmu yang sangat luas dan berguna bagi banyak orang. Dalam makalah ini telah banyak dibahas mengenai konstitusi tubuh menurut pandangan psikologi. Hendaknya segala ilmu yang tertuang dalam makalah dan presentasi kami dapat menambah wawasan kita semua dalam topik tersebut. Sebaiknya ilmu tersebut tidak hanya menjadi pengetahuan bagi kita sendiri saja, melainkan harus dibagikan juga kepada orang lain, terlebih kita juga harus menerapkannya dalam menggeluti bidang dan ilmu psikologi itu sendiri sehingga menjadi sangat bermanfaat dalam kehidupan kita ditengah manusia yang mana menjadi objek ilmu psikologi.













DAFTAR PUSTAKA


Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbit UMM Press.
Suryabrata, Drs. Sumadi. 1982. Psikologi Kepribadian. Yogyakarta : Rajawali pers.
Sheldon,  William C. Pathfinders of the Heart: The History of Cardiology at the Cleveland Clinic







Tidak ada komentar:

Posting Komentar